Paradigma seperti itu sebenarnya bukan sebuah hal yang aneh jika dilihat dari sudut pandang guru itu sendiri yang hanya seorang manusia biasa. Tetapi jika dilihat dari aspek yang lebih sempit seperti peran dan tugas sebagai seorang tenaga pendidik (pengajar), maka tindakan seorang guru yang melanggar kode etik tentunya bisa dikategorikan sebagai masalah yang patut mendapatkan perhatian dari semua kalangan.
Berikut ini kami paparkan 5 poin yang berpotensi menjadi penyebab seorang guru melakukan pelanggaran terhadap kode etik yang sudah ditetapkan :
1. Kurang Atau Tidak Memahami Kode Etik
Seorang guru bisa melanggar kode etik jika dia kurang atau bahkan tidak memahami kode etik yang ada. Itu adalah sebuah faktor yang kami rasa tidak bisa di bantah.
Sebab jika seorang guru benar-benar memahami kode etik, maka pastinya dia akan berpikir berulangkali sebelum melakukan pelanggaran.
Oleh karena itu setiap guru disarankan untuk benar-benar memahami kode etik yang ada, baik yang tersurat maupun tersirat.
Dengan memahami kode etik secara detail dan mendarah-daging, maka seorang guru akan mampu mengamalkan nilai-nilai baik yang dilandasi rasa taat serta kepatuhan terhadap aturan, norma dan etika yang sudah ditetapkan.
2. Memiliki Jiwa Pemberontak
Jangan anggap sebelah mata penyebab yang satu ini, dan jangan pula menganggapnya sebagai penyebab yang sudah tidak kredibel dengan jaman. Kenapa? Sebab perasaan untuk berontak itu akan selalu berada di dalam diri setiap manusia, termasuk guru.
Bukan hanya di zaman penjajahan saja seorang guru melakukan pemberontakan terhadap kode etik. Dulu mungkin pemberontakan itu masih sangat bisa dipahami sebab tujuan pemberontakan semata-mata untuk kepentingan rakyat Indonesia. Namun saat ini semangat berontak yang mendorong terhadap pelanggaran kode etik akan sangat disoroti sekaligus menjadi sesuatu yang janggal.
Ketika seorang guru memiliki jiwa pemberontak yang tidak terkendali, maka kemungkinan besar yang bersangkutan akan melakukan berbagai tindakan pelanggaran di luar konteksnya sebagai seorang guru yang semestinya menjadi contoh yang baik. Sebab pelanggaran terhadap kode etik akan dikonotasikan terhadap hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri serta orang lain.
3. Kurang Cocok Dengan Beberapa Poin Yang Tertera Dalam Kode Etik
Pelanggaran terhadap kode etik yang dilakukan oleh guru sangat berpotensi disebabkan oleh anggapan kurang cocok/tidak setuju dengan beberapa poin yang sudah ditetapkan. Hal ini merupakan sangat lumrah terjadi, dan kondisi seperti ini akan bisa diatasi jika guru dilibatkan langsung dalam penentuan kode etik, sehingga semua pihak yang terlibat bisa mencapai kata sepakat.
Selain bisa menjaga kekeluargaan dan mengedepankan musyawarah, melibatkan berbagai pihak yang benar-benar akan terlibat sebagai pelaksana kode etik merupakan salah satu contoh warga negara Indonesia yang baik.
4. Kode Etik Yang Ada Sudah Tidak Kredibel Dengan Perkembangan Zaman
Sejarah membuktikan bahwa aturan yang dibuat manusia itu bisa berubah, baik karena pengaruh waktu maupun pengaruh manusia itu sendiri.
Manusia yang selalu merasa tidak puas akan senantiasa berusaha membuat aturan. Dan ketika aturan yang ada dirasa sudah tidak kredibel dan tidak sesuai dengan perkembangan, maka beberapa pelanggaran akan terjadi, dan ketika pelanggaran-pelanggaran kecil terhadap aturan atau kode etik tersebut semakin berkembang maka akan terciptalah aturan, norma dan kode etik yang baru.
5. Terjadi Transisi Dalam Tubuh Organisasi dan Orang Didalamnya
Poin terakhir ini merangkum 4 poin yang kami jelaskan sebelumnya. Transisi atau perpindahan dalam tubuh organisasi biasanya akan melahirkan kode etik yang baru. Dan ketika ada pihak yang masih mempertahankan kode etik yang lama, maka pihak-pihak tersebut akan mencoba melakukan pelanggaran terhadap kode etik yang baru.
Kondisi di atas sangat mungkin terjadi di bidang pendidikan. Pemberlakukan kode etik yang baru sangat berpeluang menimbulkan pertentangan dan pelanggaran. Dan menurut kami kondisi seperti ini adalah sebuah hal yang lumrah terjadi dalam sejarah umat manusia.
Penjelasan mengenai 5 penyebab guru melanggar kode etik dicukupkan sampai disini. Kami berharap besar kita semua bisa mendapatkan tambahan informasi, manfaat, wawasan, pengetahuan, pengalaman, ide dan inspirasi dari artikel ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas atensi dan kunjungan anda, sampai jumpa di kesempatan yang akan datang dengan artikel informatif lainnya.
No comments:
Post a Comment