Guru yang tidak kreatif ketika mengajar bisa menyebabkan suasana belajar menjadi stagnan, membuat peserta didik merasa jenuh sekaligus bisa menyebabkan kegagalan mengajar.
Ilustrasi Guru Yang Kreatif Ketika Mengajar |
Berikut ini adalah 5 faktor yang menyebabkan seorang guru menjadi tidak kreatif ketika mengajar :
1. Tidak Memiliki Jiwa dan Semangat Inovator
Tidak semua orang bisa menjadi inovator yang diakui oleh dirinya maupun oleh orang lain, begitu juga dengan guru.
Ketika seorang guru hanya mengandalkan berbagai panduan, norma dan etika yang kaku tanpa ingin menemukan sendiri sesuatu yang lebih baik, maka dia sudah kehilangan jiwa dan semangat sebagai inovator.
Salah satu contoh guru yang tidak memiliki semangat dan jiwa inovator bisa dilihat ketika yang bersangkutan terjebak dalam suasana kelas yang gaduh, panas dan berisik. Guru yang tidak inovatif akan membiarkan kondisi seperti itu terus berlangsung meskipun di ruangan kelas tersedia alat pendingin ruangan.
2. Menganggap Inovasi Hanya Sebuah Hal Yang Tidak Bermanfaat Untuk Aktifitas Mengajar
Seperti yang kami sebutkan di poin pertama, guru yang tidak memiliki inovasi akan membiarkan kondisi mengalir begitu saja tanpa ada tindakan pro aktif untuk memperbaikinya.
Kondisi demikian biasanya didasari oleh pola pikir primitif yang menganggap inovasi hanya sebuah hal yang tidak memberikan manfaat terhadap aktifitas mengajar.
Jika hal ini dibiarkan, maka para peserta didik (termasuk guru yang bersangkutan) akan mengalami kejenuhan sekaligus menemui titik buntu yang menjemukan ketika berada di kelas.
3. Terjebak Dalam Masalah Pola Pikir Yang Terlalu Tradisional
Ketika kami menulis tentang 5 alat mengajar yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Ada banyak komentar pesimis (kami menganggapnya sebagai sebuah ungkapan ketidaktahuan) dari rekan-rekan yang sudah berkunjung.
Kenapa kami menganggap sebagian besar komentar tersebut sebagai ungkapan ketidaktahuan. Sebab kami melihat berbagai komentar yang ditulis tersebut lebih menitikberatkan pada alat mengajar yang itu-itu saja alias stagnan.
Namun kami memahami bahwa penggunaan proyektor, bolpoin laser, smartphone maupun tablet memang belum memasyarakat digunakan sebagai alat mengajar. Tapi kami yakin bahwa di negara-negara maju justru alat mengajar hi-tech seperti itu merupakan sebuah hal yang lumrah ditemukan dan digunakan oleh para guru.
Pola pikir tradisional yang kontradiktif tersebut terjadi disebabkan oleh ketidaktahuan akan alat dan manfaat dari peralatan mengajar. Sehingga pada akhirnya menyebabkan seorang guru menjadi tidak kreatif.
Jika lingkungan bisa bertransformasi, kenapa tidak dengan aktifitas belajar-mengajar?
4. Lupa Dengan "Tidak Ada Rotan, Akar Pun Jadi"
Salah satu semboyan dalam aktifitas ekstrakurikuler Pramuka ini menurut kami bukan hanya semboyan tanpa makna sama sekali, tetapi mengandung banyak pelajaran yang jika diaplikasikan dalam aktifitas mengajar bisa membantu seorang guru untuk tetap kreatif.
Ketika melihat peserta didik mulai terlihat tidak semangat mengikuti materi pelajaran, guru yang kreatif akan segera mengambil tindakan preventif dan solutif untuk mengatasinya, misalnya dengan mengajak para murid ke alam terbuka yang sejuk dan menyenangkan, sehingga aktifitas mengajar-belajar bisa terjadi secara kondusif dan edukatif.
Maka dari itu, seorang guru harusnya bisa mengamalkan makna dari kalimat "tidak ada rotan, akar pun jadi" dalam aktifitas mengajar sebagai salah satu bentuk perwujudan kreatifitas.
5. Kondisi Fisik dan Psikologis Menyebabkan Ide Kreatif Malu Menampakkan Diri
Ide bisa didapatkan secara spontan maupun setelah melalui rangkaian proses/kejadian. Ide yang spontan biasa bisa langsung diaplikasikan, bahkan ketika sedang mengajar. Sedangkan ide yang didapatkan setelah melalui rangkaian proses sebaiknya dicatat supaya tidak terlupakan, sehingga bisa diaplikasikan di masa depan.
2 jenis ide tersebut memang bisa sangat ditentukan oleh kondisi fisik maupun psikologis.
Jika kondisi fisik dan psikologis berada dalam kondisi sakit atau kelelahan, maka ide biasanya akan lebih sulit untuk datang (didapatkan). Maka dari itu proses penyembuhan lebih diutamakan supaya anda sebagai guru bisa tetap kreatif ketika mengajar.
Itulah pembahasan dari kami mengenai 5 penyebab guru tidak kreatif ketika mengajar. Semoga informasi dalam artikel ini bisa memberikan tambahan wawasan, pengalaman, inspirasi dan pengetahuan untuk kita semua.
Sebagai penutup artikel, kami ucapkan terima kasih atas atensi dan kunjungan anda, sampai jumpa di kesempatan yang akan datang dengan artikel informatif lainnya.
No comments:
Post a Comment