-->

5 Penyebab Kegagalan Guru Dalam Mengajar

Ada banyak penyebab kegagalan mengajar yang dialami oleh hampir sebagian besar guru. Dari sekian banyak faktor tersebut tentunya ada yang menyebabkan efek jangka panjang serta jangka pendek.

Salah satu efek jangka pendek yang bisa "dilihat" dengan mudah adalah akan ada tipe guru yang disukai murid dan sebaliknya.

Sebelum melanjutkan membahas mengenai beberapa penyebab kegagalan guru dalam mengajar, kami ingin mengawali artikel ini dengan mengajak anda membaca sebuah artikel berjudul 5 teknik mengajar yang membuat siswa betah belajar. Dalam artikel tersebut kami sudah membahas 5 tips yang bisa diaplikasi oleh anda sebagai guru supaya bisa meminimalisir kegagalan dalam mengajar.

Selain metode penyampaian materi pelajaran, penyebab kegagalan guru dalam mengajar juga bisa disebabkan oleh kemampuan guru dalam mengenali mata pelajaran yang disukai oleh anak sekolah. Jika seorang guru sudah memahami metode khusus untuk mata pelajaran tertentu, maka penyebab kegagalan mengajar pun inshaalloh bisa diminalisir.
5 Penyebab Kegagalan Guru Dalam Mengajar
Ilustrasi Guru Yang Berhasil Mengajar Para Siswa/Murid
Lalu, apa sajakah penyebab kegagalan guru dalam mengajar yang paling banyak atau paling sering dialami ? Yuk kita simak bersama pembahasannya bersama kami.

1. Guru Kurang Memahami Mata Pelajaran Yang Menjadi Tanggungjawabnya

Bukan sebuah hal yang janggal bahwa hingga saat ini masih banyak guru untuk sebuah mata pelajaran tertentu yang merangkap sebagai guru untuk mata pelajaran lain. Fenomena seperti ini sering terjadi dan bisa kita temukan dengan mudah di jenjang Sekolah Dasar.

Meskipun di sekolah tersebut memiliki jumlah guru (tenaga pengajar profesional) yang mencukupi, akan tetapi dalam beberapa kasus akan ada sebuah masa dimana seorang guru akan meng-handle mata pelajaran yang sebenarnya merupakan tanggung jawab guru lainnya. Kondisi seperti ini biasanya terjadi jika guru yang bersangkutan berhalangan hadir untuk mengajar.

Keadaan seperti itu akan menyebabkan si guru "yang menanggung" mata pelajaran yang seharusnya merupakan tugas guru lain menjadi kurang atau bahkan tidak memahami materi pelajaran yang diajarkan. Dan jika keadaan seperti itu terjadi berulangkali, maka kegagalan proses mengajar akan menjadi sebuah hal yang sulit dihindari.

Kondisi yang kami jelaskan di atas merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan seorang guru mengalami kegagalan dalam mengajar.

2. Intensitas Pertemuan (Tatap Muka) Secara Langsung Yang Kurang Intens

Sebagai seorang murid yang tidak pernah merasa sebagai seorang "mantan murid", kami merasa sekaligus mengalami secara langsung perbedaan aktivitas belajar yang disertai oleh guru dengan aktivitas belajar yang tidak disertai oleh guru.

Ketika seorang guru hadir di kelas, kami lebih termotivasi, lebih fokus, lebih semangat dan beribu "lebih" lainnya. Yang mana kelebihan-kelebihan tersebut sangat mempengaruhi nilai dari mata pelajaran.

Sedangkan aktivitas belajar tanpa disertai oleh guru justru menyebabkan kami lebih malas, tidak fokus, banyak bercanda bahkan mengabaikan tugas yang diberikan dalam bentuk buku atau catatan soal.

Pengalaman kami tersebut tentunya bisa anda jadikan sebagai "cermin" atau wawasan tambahan mengenai betapa besarnya pengaruh (impact) intensitas pertemuan (tatap muka) secara langsung dengan peserta didik terhadap kesuksesan maupun kegagalan anda sebagai guru dalam mengajar.

3. Sering Keluar Dari Materi (Mata Pelajaran) Yang Diajarkan

Percaya atau tidak, ketika kami masih duduk di bangku pendidikan, kami sering sekali menemukan figur guru yang membahas masalah lain diluar mata pelajaran yang diajarkan. Bahkan jika guru tersebut menjadikan bahasan "out of topic" tersebut sebagai metafora atau perumpamaan, tetap saja pembahasan tersebut "tidak nyambung" dengan materi sebenarnya.

Kondisi yang kami uraikan di atas ternyata menjadi salah satu faktor utama yang memiliki andil besar menjadi penyebab kegagalan guru dalam mengajar. Setidaknya poin ke-3 ini dibenarkan oleh sebagian besar pendapat beberapa teman kami yang berprofesi sebagai guru.

4. Belum Memiliki Pengalaman Mengajar Yang Cukup

Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel berjudul 5 jenis alat mengajar yang wajib dimiliki oleh guru, dalam tulisan tersebut kami menyebutkan bahwa aktivitas mengajar bukanlah sebuah hal yang belum tentu bisa dilakukan oleh semua orang, bahkan oleh guru itu sendiri.

Alasan kami berkesimpulan seperti itu dikarenakan kami melihat dengan kepala sendiri bahwa seseorang akan bisa mendapatkan gelar sejati sebagai seorang guru ketika orang tersebut benar-benar memahami apa arti sesungguhnya profesi guru.

Selain memahami makna sebenarnya, seorang guru juga harus memiliki motivasi yang jelas, terarah dan tentunya konsisten menjalankannya. Sebab jika aspek-aspek tersebut tidak bisa berkoordinasi dengan baik, besar kemungkinan tenaga pengajar atau guru tersebut akan mengalami kegagalan ketika mengajar.

Menjadi seorang guru bukan hanya membahas mengenai cara dan lamanya waktu yang diluangkan untuk mendapatkan gelar kependidikan tertentu, namun juga proses yang terjadi/dialami hingga benar-benar bisa menjadi seorang pendidik yang mendedikasikan kehidupannya untuk orang lain (dalam hal ini mendedikasikan pengetahuan, pengalaman dan aspek-aspek positif lainnya kepada para siswa/murid/peserta didik).

Ketika seseorang mendapatkan gelar dari universitas atau institusi/lembaga pendidikan tertentu, tentunya orang tersebut akan dianugerahi gelar tertentu, namun gelar itu belum sepenuhnya layak disebut sebagai guru. Karena waktu, tindakan dan peran pro aktif yang dilakukan setelah berbaur di masyarakat (sekolah) dari orang tersebut yang akan menentukan apakah dia layak disebut seorang guru atau tidak.

Pengalaman yang cukup merupakan sebuah hal yang harus dimiliki oleh setiap tenaga pengajar hingga dia benar-benar layak menjadi seorang guru. Pengalaman tersebut akan menjadi salah satu pondasi untuk meminimalisir beberapa penyebab kegagalan dalam mengajar.

5. Tidak Bisa Mengendalikan Rasa Takut, Khawatir atau Cemas Yang Berlebihan

Seorang guru tetaplah seorang manusia yang memiliki perasaan takut, khawatir dan cemas.

3 perasaan tersebut sangat mungkin dialami oleh seorang guru ketika dia akan atau sedang mengajar. Maka dari itu faktor pengalaman yang cukup yang kami sebutkan di poin ke-4 merupakan salah satu pondasi utama bagi seorang guru supaya bisa memanajemen sekaligus mengusir berbagai perasaan yang negatif yang justru akan menyebabkan kegagalan dalam mengajar.

Perasaan takut, khawatir dan cemas biasanya dialami oleh orang yang masih belum lama terjun di kancah pendidikan khususnya mengajar di depan kelas. Tapi kami yakin selama orang tersebut mampu memanajemen psikologisnya dengan baik, maka kegagalan proses belajar-mengajar akan bisa dihindari.

Itulah penjelasan dari kami mengenai 5 poin penyebab kegagalan guru dalam mengajar. Kami sangat berharap anda bisa mendapatkan tambahan manfaat, informasi, wawasan, pengalaman, inspirasi dan ide dari artikel ini.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas atensi dan kunjungan anda, sampai jumpa di kesempatan yang akan datang dengan artikel informatif lainnya.

No comments:

Post a Comment