Meskipun dulu kami tidak pernah absen mengikuti study tour, namun hampir 7 tahun ini kami seringkali merenung :
Study tour koq kebanyakan jalan-jalannya nih, buang-buang duit, waktu dan energi saja. Kenapa tidak ke tempat lain sih?Itulah sekelumit pertanyaan kami yang pada akhirnya ditulis dalam artikel ini.
Ya, kami kembali merasa heran kenapa study tour lebih identik dengan kegiatan jalan-jalan saja, sangat sedikit nilai study-nya. Ini adalah sesuatu yang harus dibenahi dari sekarang. Sebab tak jarang study tour tersebut membebani para orangtua meskipun pihak sekolah tidak mewajibkan siswa untuk ikut, tapi jika banyak siswa yang tidak ikut, apakah pihak sekolah mau menanggung sisa dana yang dibutuhkan untuk transportasi dan akomodasi ? Pertanyaan yang sebaiknya tidak dijawab, karena percuma jika tidak didasari dengan kejujuran.
1. Panti Asuhan
Kami merasa sangat yakin bahwa para siswa akan mendapatkan banyak sekali pelajaran, baik yang bersifat akademis maupun spiritual ketika mereka dibawa study tour ke panti asuhan.
Jangan bilang "Panti asuhan tidak cocok untuk dijadikan tujuan study tour karena tidak ada aspek jalan-jalannya". Ingat bahwa study tour itu terdiri dari 2 suku kata, yakni study dan tour, jangan sampai study tour kehilangan nilai study-nya dikarenakan terlalu didominasi oleh tour atau jalan-jalan.
Menurut persepsi kami, uang saku yang biasanya digunakan untuk belanja oleh-oleh saat study tour sebagian bisa digunakan untuk membantu anak-anak panti asuhan juga jika para siswa dibawa study tour ke tempat ini.
Ada satu kunci penentu dalam mewujudkan aspirasi ini, yakni penerimaan diri pihak sekolah untuk memulai sesuatu yang revolusioner, positif dan bermanfaat untuk banyak orang.
Bayangkan juga nilai spiritual dan sikap saling menghargai yang akan diperoleh para siswa yang mengikuti study tour. Mereka akan lebih menghargai jerih payah orangtua mereka, mereka juga secara perlahan akan kehilangan niat untuk bolos sekolah, mereka juga akan memiliki keinginan untuk menabung dan mereka juga akan sangat menghargai orangtua beserta guru di sekolah. Kenapa? Sebab mereka akan sadar bahwa nasib mereka lebih baik daripada anak-anak panti asuhan. Itu baru study tour, bukan study yang bertransformasi menjadi tour semata.
2. Panti Jompo
Whaaatt ???!!?? Kenapa lo heran bro ??
Kata siapa di panti jompo tidak menyediakan cenderamata ataupun oleh-oleh lain yang bisa dibawa pulang ? Tapi jika persepsi anda hanya materi semata, maka pelajaran dan pengalaman berharga yang ada di panti jompo tidak akan dianggap sebagai cenderamata.
Ubahlah persepsi anda, kenapa tidak mengadakan acara study tour ke panti jompo yang jelas-jelas akan menghadirkan pelajaran dan pengalaman hidup serta nilai akademis yang tidak ternilai harganya ?!.
Di panti jompo, para siswa yang mengikuti study tour akan banyak memahami bahwa para orangtua yang ada disana senantiasa memiliki keinginan untuk berkumpul bersama anak-anaknya, bukan bersama suster atau perawat. Apakah ini belum cukup menyadarkan anda ??
Di panti jompo, para siswa akan belajar betapa besar dan betapa berharganya kasih sayang orang tua. Jika anda adalah seorang anak yang berbakti kepada orangtua, maka anda akan mengerti apa yang kami jelaskan ini.
Di panti jompo, para siswa akan belajar tentang "harga sebuah kesabaran dan ketulusan" dari para suster maupun pengurus panti jompo yang lain. Meskipun mereka mengabdi dikarenakan mendapatkan gaji atau upah, tapi anda bisa memilih panti jompo dengan kategori tidak seperti itu. Jadi semuanya kembali ke diri masing-masing.
Di panti jompo, para siswa bisa tergugah hatinya untuk mengabdi kepada orangtua dan guru dikarenakan mereka sadar bahwa para manula disana adalah sosok manusia yang membutuhkan perhatian serta hormat dari anak-anaknya.
3. Tempat Potensial di Daerah Sendiri
Banyak yang bilang bahwa sebagian warga negara Indonesia itu ibarat kacang lupa kulitnya, dan itu adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah.
Contoh kecilnya adalah kegiatan study tour yang seringkali memilih tempat wisata yang lokasinya jauh, bahkan sangat jauh dari lokasi asal dimana para siswa & sekolah berada. Ini adalah contoh sikap tidak menghargai potensi daerah sendiri, sementara tempat-tempat berpotensi di daerah sendiri tidak dilirik sama sekali. What the hell !!??
Cobalah kita merenung kembali sejenak, lihatlah potensi daerah sendiri, ajak para siswa study tour disana. Selain akan menghemat biaya study tour, tindakan seperti ini akan membuat daerah sendiri lebih berkembang dikarenakan para siswa yang ikut study tour akan terinspirasi untuk mengembangkan potensi daerahnya. Paham kaann???
Itulah penjelasan dari kami mengenai 3 tempat alternatif yang cocok dijadikan sebagai destinasi study tour. Semoga artikel ini bisa membuka pikiran-pikiran dan persepsi-persepsi sempit, negatif dan miring yang selama ini sudah berkembang cukup parah.
Terima kasih.
Tatang Bandros, 30 Tahun - Tukang Siomay
No comments:
Post a Comment