-->

5 Penyebab Siswa Bolos Sekolah

Dunia pendidikan tidak akan bisa dilepaskan dari sebuah fenomena yang bernama bolos sekolah. Kondisi tersebut terjadi di kalangan pelajar, terutama di jenjang SMP dan SMA.

Tapi setiap guru sebaiknya memahami bahwa fenomena tersebut semuanya tidak terjadi secara di sengaja, sebab dalam beberapa kasus ada penyebab yang dikategorikan sebagai ketidaksengajaan.

Fenomena bolos yang terjadi di kalangan pelajar sendiri semestinya bukan hal yang janggal, selain itu juga motivasi dan penyebabnya seringkali tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun.

Berikut ini adalah contoh kasus yang menyebabkan seorang siswa memutuskan untuk bolos sekolah :

1. Perjalanan dari rumah yang tidak lancar

Seorang siswa yang tempat tinggalnya jauh dari rumah seringkali kesiangan bahkan bolos. Tapi seorang guru perlu memahami bahwa siswa yang kesiangan karena faktor ini semestinya mendapatkan "keringanan hukuman" atau sebaiknya tetap diizinkan untuk mengikuti pelajaran.
Penyebab Siswa Memutuskan Bolos Sekolah
Ilustrasi Siwa Bolos Yang Tertangkap Razia
Khusus untuk guru yang berhadapan dengan situasi seperti ini diharapkan untuk tetap bersikap kritik sekaligus bijaksana.

Karena seperti kita ketahui bahwa siswa yang menempuh perjalanan cukup jauh sangat mungkin terkendala saat menuju sekolah.

Ban yang bocor atau meletus, kehabisan bensin, kecelakaan berat seperti terjatuh atau tabrakan sangat mungkin terjadi sehingga pada akhirnya siswa yang bersangkutan menjadi terlambat tiba di sekolah atau bahkan berhalangan hadir.

Siswa yang terlambat atau berhalangan hadir karena kondisi yang kami sebutkan di atas tentunya harus bisa dimaklumi oleh pihak sekolah dan guru. Justru sebaliknya guru harus memberikan penghargaan terhadap siswa yang tetap memutuskan datang, karena itu buktinya mereka (siswa) tidak kehilangan niat dan semangat untuk belajar.

2. Diajak temannya untuk main ke tempat lain selain sekolah

Untuk kondisi ini memang seorang guru diharapkan untuk bertindak tegas. Sebab jika dibiarkan akan menjadikan siswa yang melakukannya menjadi kebablasan dan kebiasaan.

Sekolah dan guru juga harus bisa mengkonsultasikannya dengan pihak orang tua murid ketika mengetahui ada siswa yang bolos karena memang sengaja tidak ingin mengikuti aktivitas belajar di sekolah.

Siswa yang memutuskan untuk bolos karena ajakan temannya bisa dikategorikan sebagai siswa yang tidak memiliki pendirian. Alasannya karena dia lebih memilih mengikuti ajakan temannya meskipun dia tahu bahwa tindakannya tersebut merugikan banyak pihak.

Tapi khusus untuk siswa yang bolos karena diajak temannya secara paksa, maka guru dan sekolah harus merundingkan terlebih dahulu. Sebab kondisi seperti ini tentunya merugikan siswa yang diajak secara paksa untuk membolos jika guru dan sekolah menjatuhkan hukuman tanpa tidak ingin tahu penyebabnya.

3. Sudah menjadi kebiasaan

Seperti yang sudah kami sebutkan di 2 poin sebelumnya, tindakan dan keputusan siswa untuk membolos juga pada akhirnya bisa disebabkan oleh kebiasaan.

Kebiasaan bolos sekolah ini seringkali terjadi jika pihak orangtua dan sekolah (termasuk guru) membiarkan fenomena ini tanpa menjatuhkan peringatan dan sanksi apapun.

Sikap tak acuh ini tentunya merupakan sebuah sikap yang merugikan banyak pihak, termasuk sekolah sendiri. Karena siswa yang bolos tidak akan pernah merasa jera bahkan efek yang paling buruk adalah siswa yang biasa bolos akan memutuskan untuk berhenti sekolah.

4. Tidak nyaman dengan mata pelajaran tertentu

Fenomena bolos juga tidak hanya terjadi di kalangan siswa yang belum sampai di lingkungan sekolah. Tapi dilakukan oleh siswa yang sudah berada di sekolah juga.

Alasan yang seringkali dikemukakan oleh para siswa biasanya karena mereka tidak nyaman atau tidak suka dengan mata pelajaran tertentu. Dan alasan ini sangat masuk akal, sebab tidak semua siswa akan menyukai setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

5. Tidak suka dengan guru tertentu

Tidak jauh berbeda dengan poin ke-4, siswa yang memiliki perasaan tidak suka terhadap seorang guru biasanya sering memutuskan untuk membolos karena tidak ingin bertatap muka di kelas.

Untuk kasus ini, seorang guru diharapkan untuk mengetahui karakter peserta didik, sehingga guru yang bersangkutan bisa mengetahui metode dan tindakan serta solusi yang cocok untuk menghadapi peserta didik yang notabene terdiri dari berbagai macam karakter.

Dengan mengetahui karakter peserta didik, maka selain bisa meminimalisir tindakan membolos para siswa, juga bisa memperbesar peluang anda sebagai guru untuk menjadi tipe pengajar yang disukai oleh para murid atau pelajar.

Itulah penjelasan dari kami mengenai penyebab siswa atau pelajar memutuskan untuk bolos. Semoga artikel ini bisa memberikan tambahan informasi, wawasan, pengalaman dan pengetahuan untuk kita semua.

No comments:

Post a Comment