Cara guru dalam mengajar atau mendidk akan menentukan pola pikir, karakter, kebiasaan, watak, kepribadian dan tujuan siswa. Sebab murid/siswa atau peserta didik adalah pihak yang cenderung meniru pihak yang mengajarkan pengetahuan, yakni guru.
Ilustrasi Guru Mengajar di Luar Kelas |
Lalu sebagai guru,...sudahkah anda menerapkan cara mengajar atau mendidik yang baik serta positif kepada siswa, murid atau peserta didik ?
Artikel ini akan membantu anda mencari jawaban dari pertanyaan di atas, maka dari itu kami mengajak anda untuk menyimak penjelasannya bersama-sama.
1. Mengedepankan Kekeluargaan, Keakraban, Kehangatan dan Persuasif
Seorang guru yang persuasif, mengedepankan kekeluargaan, keakraban dan kehangatan adalah sosok guru yang relatif akan lebih mudah serta lebih cepat disukai oleh siswa.
Dalam sejarah kehidupan manusia, kita bisa membaca berbagai literatur, tesis ataupun tulisan lainnya yang menyebutkan bahwa manusia itu terus belajar dan saling mempelajari serta mengambil nilai-nilai positif dari setiap hal yang dipelajarinya.
Kecenderungan manusia untuk belajar akan mudah terlihat ketika mereka mendapatkan "sesuatu" untuk ditiru.
"Sesuatu" tersebut bisa dianalogikan sebagai "seseorang". Dan seseorang tersebut jika dibawa ke ranah pendidikan, maka akan mengarah kepada sosok atau figur seorang guru.
Makanya guru yang persuasif serta cenderung memberikan contoh yang baik ketika mengajar akan lebih sering ditiru dan diikuti oleh para murid atau peserta didik.
2. Memprioritaskan dan Memberikan Contoh Yang Baik Secara Langsung Kepada Para Peserta Didik
Selain belajar secara teori, manusia juga belajar dari kejadian atau dalam hal ini adalah belajar dari sesuatu yang bersifat praktek.
Guru yang memberikan contoh serta memprioritaskan peserta didik adalah salah satu contoh figur guru yang baik.
Guru seperti ini akan sanggup membuat mata pelajaran yang sulit seperti matematika menjadi lebih mudah dipahami. Sebab mata pelajaran yang sulit seperti itu cenderung akan lebih mudah dipahami jika guru bisa memberikan contoh yang baik dalam mengajar, salah satunya menjadikan matematika sebagai sesuatu yang mudah.
3. Tidak Selalu Memberikan Nilai Dalam Bentuk Angka atau Huruf
Kesuksesan dan kehidupan manusia tidak dibatasi dengan angka atau huruf.
Ketika sekolah, bisa saja siswa X sering mendapatkan nilai buruk. Tetapi itu bukan sebuah patokan terhadap kehidupan siswa tersebut, baik di masa sekarang maupun di masa depan.
Guru yang memahami hal tersebut tentunya akan menyadari, kemudian terinspirasi untuk memberikan "penilaian" dalam bentuk lain, misalnya ucapan selamat atau traktiran di kantin sekolah.
Meskipun "berlawanan dengan aturan", namun penilaian tersebut bisa dijadikan sebagai penilaian tambahan, sehingga guru yang bersangkutan tidak akan memusingkan dengan report sebagai tolak ukur kepintaran atau kesuksesan peserta didik di sekolah.
4. Memanusiakan Peserta Didik di Berbagai Kesempatan
Meskipun terkadang kehidupan ini seperti sinetron, tapi sesungguhnya kehidupan tidaklah seperti itu.
Guru yang memiliki kesadaran tinggi akan menganggap peserta didik sebagai manusia yang memiliki kedudukan sama serta tidak membuat "jurang pemisah".
Cara mengajar yang disertai dengan kesadaran seperti ini akan sanggup membuat setiap guru mengendalikan emosi, yang berpotensi menyebabkan tindakan kekerasan fisik maupun verbal kepada peserta didik.
Dengan memanusiakan peserta didik, maka seorang guru akan lebih dihargai, baik ketika para peserta didik masih sekolah maupun sudah selesai menamatkan pendidikan.
Mungkin itulah penuturan singkat dari kami mengenai cara mengajar yang baik dan sebaiknya diaplikasikan oleh setiap guru dalam kesempatan mengajar di kelas.
Semoga informasi dalam artikel ini bisa memberikan tambahan informasi, wawasan, pengalaman dan informasi untuk kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas atensi dan kunjungan anda, sampai jumpa di kesempatan yang akan datang dengan artikel informatif lainnya.
No comments:
Post a Comment