Namun sekali lagi waktu menunjukkan taring kekuasaannya dengan mengubah beragam aturan yang sudah ditentukan dengan beragam alasan demi tercapai beberapa tujuan, misalnya menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Jika kita menceburkan diri sejenak ke bidang pendidikan, tentunya kita bisa menemukan sedikit fakta yang bisa dijadikan acuan sekaligus motivasi kami dalam membuat artikel ini, yakni perubahan sanksi yang diberlakukan di sekolah. Terutama sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah kepada warganya, termasuk pemberian sanksi dari guru kepada murid.
Berbicara mengenai pemberlakuan sanksi dari guru kepada murid, saat ini sepertinya tidak terlalu menjadi isu hangat di koran, televisi maupun media digital seperti situs internet.
Jika dulu kami seringkali melihat rekan kami ditampar, ditendang, di suruh lari di lapangan atau dijemur beberapa jam merupakan sebuah pemandangan yang lumrah, maka saat ini kondisi seperti itu merupakan peristiwa yang jarang ditemui, kenapa? Sebab waktu dan aturan terus berubah.
Ilustrasi Guru Menghukum Muridnya Yang Nakal |
Selain melihat secara langsung aplikasi sanksi yang dilakukan oleh seorang guru kepada murid yang dinyatakan melanggar aturan. Kami juga seringkali melihat di media cetak dan elektronik mengenai beragam hukuman yang dikategorikan sebagai kekerasan sebagai sebuah bentuk penegakkan aturan di sekolah. Namun lagi dan lagi frekuensi mengenai hal tersebut saat ini merupakan sesuatu yang jarang ditemui. Dan kami akan membahas beberapa penyebab kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Berikut adalah 10 penyebab yang membuat guru merasa takut memberi sanksi kepada murid :
1. Faktor Hak Asasi Manusia
Semenjak isu Hak Asasi Manusia (HAM) diberlakukan, pemberlakukan sanksi kepada siswa oleh guru di sekolah mengalami penurunan trend yang signifikan.
Hal ini bisa dengan mudah dilihat dengan mencari informasi di internet. Selain itu anda juga bisa mencari informasinya di lembaga yang khusus menangani HAM.
2. Karena Takut Dipenjara
Pemberlakukan HAM tidak hanya memberikan efek lebih hati-hati di kalangan guru sebelum memberikan sanksi.
Sebab jika sedikit saja terjadi "pemberian sanksi yang bersifat berlebihan" maka seorang guru sangat beresiko mendekam di penjara. Apakah hal tersebut baik ?
Menurut kami sangat subjektif, sebab aturan dan sanksi itu sendiri pada dasarnya sangat subjektif. Selain itu aturan juga dibuat dengan tujuan untuk "mencapai tujuan kelompok tertentu".
3. Karena Orangtua Murid Memiliki Jabatan Lebih Tinggi
Poin ini merupakan sebuah poin yang perlu digarisbawahi, kenapa? Sebab saat ini aturan seringkali dianggap tidak adil.Maksud dari tidak adil disini adalah seseorang (termasuk guru) takut memberi sanksi kepada murid yang memiliki orangtua yang berpangkat atau jabatan lebih, tetapi tidak segan memberikan sanksi kepada murid lain yang orangtuanya tidak memiliki jabatan apapun meskipun kedua murid tersebut melakukan kesalahan yang sama.
Kami melihat bahwa kondisi seperti ini bisa disebut sebagai bentuk pola pikir permisive yang jika dibiarkan akan membuat aturan yang ada menjadi tumpul atau tajam sebelah.
4. Karena Orangtua Murid Memiliki Kekayaan Berlimpah
Percaya atau tidak, masyarakat Indonesia itu lebih menghargai materi atau uang, bukan hanya saat ini, tetapi sejarah sekali lagi membuktikan bahwa keadaan ini sudah berlangsung sebelum Indonesia merdeka secara kebetulan.
Keadaan seperti diatas tentunya sulit dihapuskan bahkan mencemari berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Jika anda mau jujur, maka kami yakin bahwa sebagian besar dari anda yang berprofesi sebagai guru akan berpikir berulangkali sebelum memberikan sanksi berat kepada siswa yang orangtuanya memiliki kekayaan berlimpah.
5. Karena Orangtua Murid Seorang Preman Yang Disegani
Mari berbicara tentang fakta yang terjadi di sekitar kehidupan kita. Dengan tidak bermaksud menyudutkan atau mengintimidasi, kami merasa sangat yakin bahwa seorang guru akan merasa takut memberikan sanksi berat kepada murid yang melakukan pelanggaran jika tahu bahwa orangtua murid tersebut merupakan seorang preman yang disegani.
Hal ini sangat sering dialami oleh guru yang -maaf- memiliki kepercayaan bahwa dia akan berhadapan dengan "masalah besar" jika memberi hukuman berat kepada siswa.
Dulu,...dulu banget...ketika ada seorang murid yang dihukum oleh guru kemudian mengadu ke orangtuanya, maka kemungkinan besar anak tersebut akan diberi hukuman tambahan oleh orangtuanya. Tetapi sekarang,...sekarang lho, jika seorang anak mengadu kepada orangtuanya karena dia diberi sanksi di sekolah oleh gurunya, maka orangtua murid seringkali akan mengadukan guru yang bersangkutan ke kantor polisi. Ini fakta...lho.
6. Karena Guru Memiliki Hutang Kepada Orangtua Murid Yang Melanggar
Meskipun terkesan seperti dalam cerita sinetron, namun sekali lagi kami menekankan bahwa kondisi ini adalah sebuah kenyataan.
Diceritakan, seorang guru di sebuah sekolah tidak mau memberi sanksi kepada siswa yang melakukan pelanggaran di sekolah karena dirinya terlilit hutang kepada orangtua murid yang ternyata seorang rentenir.
Hal ini tentunya merupakan sebuah kondisi yang memprihatinkan. Sebab ada niat untuk menegakkan aturan yang dibatasi oleh rasa takut terhadap pihak lain yang jelas-jelas tidak ada sangkut pautnya.
7. Takut Dianiaya Diluar Sekolah
Perkelahian dan penganiayaan yang terjadi antara murid dan guru diluar lingkungan sekolah adalah sebuah fakta yang terbantahkan.
Meskipun sangat jarang terjadi, tetapi itulah kenyataannya.
Seorang guru cenderung akan mengurungkan niat untuk memberikan sanksi berat kepada siswa yang menyalahi atau melanggar aturan karena takut dianiaya oleh siswa bersangkutan dan teman-temannya.
Masih sangsi dengan pendapat kami? Pernah membaca, mendengar atau bahkan melihat guru yang dianiaya bahkan hingga kehilangan nyawa oleh muridnya yang merasa sakit hati karena ditampar di depan kelas?
Untuk kasus di atas, kami berharap semoga kejadian penganiayaan seperti itu tidak terulang kembali di masa depan. Amin.
8. Takut Di Mutasi
Poin ke-8 ini erat sekali kaitannya dengan poin ke-1, ke-3 dan ke-4.
Seorang guru yang takut di mutasi ke tempat yang tidak terduga karena memberikan sanksi kepada anak atasan, anak yang memiliki orangtua kaya ataupun anak yang orangtuanya memiliki jabatan tinggi merupakan sebuah rasa takut yang sebenarnya tidak wajar.
Kalau kami sendiri berprinsip lebih baik menegakkan aturan daripada takut di mutasi, sebab kami senang jalan-jalan ke berbagai daerah, terutama daerah yang belum dikunjungi serta tempat terpencil.
9. Takut Disebut Preman Sekolah atau Preman Kampus
Ya, tidak semua orang ingin disegani dengan cara melakukan kekerasan.
Pemberian sanksi yang dilakukan oleh guru kepada murid sangat berpeluang menjadikan guru tersebut tidak disukai sekaligus dibenci oleh murid.
Jika sudah seperti itu biasanya guru yang bersangkutan akan disebut sebagai guru killer atau bahkan dianggap sebagai preman sekolah aka preman kampus.
Kami sangat senang jika anda tidak memberikan sanksi berat dengan tujuan untuk menghindari stigma negatif. Alasannya adalah karena seorang guru bisa tetap disegani dengan melakukan tindakan yang baik dan mengajar dengan cinta. Dan jika memang harus memberikan sanksi, maka sanksi tersebut bisa dijatuhkan dalam bentuk yang lebih edukatif serta mengembangkan kreatifitas siswa.
10. Jaga Imej di Hadapan Orang Yang Disegani
Poin terakhir ini biasanya dilakukan oleh seorang guru yang tetap ingin dianggap sebagai guru yang kharismatik, berwibawa dan baik hati di hadapan atasan, rekan, masyarakat, warga sekolah yang lain, istri, anak bahkan pacar sendiri.
Khusus untuk guru yang berpacaran dengan sesama guru atau mungkin dengan murid, pencitraan ini bisa dilakukan dengan mengubah sanksi sebenarnya dengan sanksi yang lebih berkesan dan mendidik. Hal ini dilakukan tentunya supaya bisa mencegah perspektif negatif sekaligus untuk tetap mendapatkan kepercayaan dari banyak pihak tanpa harus menyakiti atau mencelakai siswa yang melakukan pelanggaran.
Tuntas sudah penjelasan kami mengenai 10 penyebab guru takut memberikan sanksi kepada murid/siswa/peserta didik. Semoga artikel ini memberikan tambahan informasi, wawasan, pengalaman, inspirasi dan ide untuk kita semua. Amin. Terima kasih atas atensi serta kunjungan anda.
No comments:
Post a Comment